وَمَا ظَنُّ الَّذِيْنَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَذُوْ فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُوْنَ ࣖ 60
Dan apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah pada hari Kiamat? Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia (yang dilimpahkan) kepada manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur.
Tafsir Kemenag
Allah mengungkapkan kesalahan dari dugaan mereka bahwa pada hari pembalasan nanti setiap orang diberi balasan yang setimpal dengan amalnya, mereka itu tidak akan dihisab, mereka tidak akan dijatuhi hukuman, karena berbuat dusta atas nama Allah, atau karena beranggapan bahwa diri mereka berhak menentukan hukum, halal dan haramnya sesuatu. Kesalahan mereka inilah yang menyeret mereka kepada kesalahan yang lebih besar, yaitu mereka secara sengaja telah berani mencampuri urusan yang sebenarnya menjadi hak Allah, menentang wahyu yang diturunkan dari Allah dan mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain.
Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur. (Saba/34: 13)
Allah menjelaskan alasan, mengapa mereka harus menerima hukuman, yaitu karena kesalahan mereka sendiri. Allah telah melimpahkan karunia-Nya yang sangat besar kepada manusia, yaitu menurunkan wahyu untuk dijadikan pedoman hidup mereka, agar mereka hidup berbahagia di dunia dan di akhirat, dan telah menentukan halal dan haramnya segala sesuatu, agar mereka terbimbing kepada kehidupan yang makmur dan sentausa. Allah telah menurunkan aneka ragam rezeki untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Di akhir ayat Allah menyayangkan mengapa sebagian besar manusia tidak mau mensyukuri segala macam nikmat yang telah diberikan kepada mereka, bahkan mereka menganiaya diri mereka sendiri dengan jalan menentang ketentuan dan hukum yang telah ditetapkan Allah. Mereka tidak mau mempedomani wahyu yang telah diturunkan kepada mereka. Kebanyakan dari mereka hidup mengikuti hawa nafsu dan menghambur-hamburkan harta benda, karena perasaan takabur dan membanggakan diri.
Sumber:
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia