وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيْثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيْثَةِ ِۨاجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْاَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ 26
Tafsir Kemenag
Dalam ayat ini disebutkan perumpamaan kata-kata dan kalimat-kalimat yang jelek, yaitu ucapan-ucapan yang mengandung kekufuran dan kemusyrikan atau yang mengajak kepada perbuatan maksiat. Kata-kata yang jelek itu diumpamakan sebagai pohon yang buruk, yang akarnya tercabut dari bumi, sehingga pohon tersebut tidak dapat tegak dengan kokoh, tidak dapat berdaun dan berbuah. Artinya tidak dapat memberikan buah dan manfaat lainnya bagi manusia, bahkan hanya memberikan mudarat, apabila pohon itu roboh dan menimpa mereka. Kata-kata yang jelek hanya dapat menimbulkan dosa, serta membangkitkan kemarahan dan kebencian. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hathim sebagai hadis marfu, bahwa syajarah khabitsah (pohon yang buruk) adalah handhalah yang rasa buahnya pahit.
Orang-orang yang tidak dapat mengendalikan emosinya sering meng-ucapkan kata-kata yang buruk, yang membahayakan dirinya dan mem-bahayakan orang lain. Demikian pula orang-orang yang sedang mabuk dan rusak akalnya, suka mengucapkan kata-kata yang jelek. Itulah sebabnya agama Islam mengajarkan kesabaran karena kesabaran mendorong seseorang untuk menguasai emosinya. Agama Islam juga melarang seseorang dari hal-hal yang merusak akal, seperti meminum minuman keras dan lain-lain.
Sumber:
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia