فَاِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِّيْٓ اِلَّا رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ 77
Tafsir Kemenag
Kemudian Nabi Ibrahim menegaskan pendiriannya. Pendirian seorang rasul Tuhan yang membawa risalah untuk menyebarkan paham tauhid (monoteisme) di kalangan kaumnya. Beliau memproklamasikan diri sebagai musuh utama dari tuhan-tuhan mereka. Menurutnya, yang berhak disembah hanyalah Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan alam semesta. Kepada-Nyalah manusia harus mengabdikan diri. Keyakinan tauhid itu didasarkan pada beberapa alasan yang masuk akal.
Misi yang dibawa Nabi Ibrahim, juga pernah dibawa oleh nabi sebelumnya yakni Nuh. Semua para nabi dan rasul membawa tugas pokok seperti itu. Mereka di samping mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah, juga dengan terang-terangan memusuhi setiap bentuk penyembahan yang pada prinsipnya mempersekutukan Allah. Nabi Nuh juga menentang kaumnya yang bermaksud mencelakakannya akibat seruannya untuk beriman, sebagaimana yang dilukiskan dalam firman Allah:
Karena itu bulatkanlah keputusanmu dan kumpulkanlah sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku), dan janganlah keputusanmu itu dirahasiakan. Kemudian bertindaklah terhadap diriku, dan janganlah kamu tunda lagi. (Yunus/10: 71)
Demikian juga firman Allah menerangkan ucapan Nabi Hud a.s.:
Dia (Hud) menjawab, "Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. (Ha¼d/11: 54)
Sumber:
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia