اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۗ قُلْ اِنِ افْتَرَيْتُهٗ فَلَا تَمْلِكُوْنَ لِيْ مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا ۗهُوَ اَعْلَمُ بِمَا تُفِيْضُوْنَ فِيْهِۗ كَفٰى بِهٖ شَهِيْدًا ۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ ۗ وَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ8
Bahkan mereka berkata, “Dia (Muhammad) telah mengada-adakannya (Al-Qur'an).” Katakanlah, “Jika aku mengada-adakannya, maka kamu tidak kuasa sedikit pun menghindarkan aku dari (azab) Allah. Dia lebih tahu apa yang kamu percakapkan tentang Al-Qur'an itu. Cukuplah Dia menjadi saksi antara aku dengan kamu. Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Tafsir Kemenag
Di samping menuduh Muhammad saw sebagai tukang sihir, orang-orang musyrik itu juga menuduh beliau sebagai orang yang suka mengada-ada dan mengatakan yang bukan-bukan tentang Allah. Karena itu, Allah memerintahkan kepada Muhammad saw untuk membantah tuduhan itu dengan mengatakan, "Seandainya aku berdusta dengan mengada-ada atau mengatakan yang bukan-bukan tentang Allah, seperti jika aku bukanlah seorang rasul, tetapi aku mengatakan bahwa aku adalah seorang rasul Allah yang diutus-Nya kepadamu untuk menyampaikan agama-Nya, tentulah Allah menimpakan azab yang sangat berat kepadaku, dan tidak seorang pun di bumi ini yang sanggup menghindarkan aku dari azab itu. Mungkinkah aku mengada-adakan sesuatu dan mengatakan yang bukan-bukan tentang Allah dan Al-Qur'an, dan menjadikan diriku sebagai sasaran azab Allah, padahal tidak seorang pun yang dapat menolongku daripadanya?" Allah berfirman:
Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian Kami potong pembuluh jantungnya. Maka tidak seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami untuk menghukumnya). (al-haqqah/69: 44-47).
Pada akhir ayat ini, Rasulullah saw menegaskan kepada orang-orang musyrik bahwa Allah Maha Mengetahui segala tindakan, perkataan, dan celaan mereka terhadap Al-Qur'an, misalnya mengatakan Al-Qur'an itu sihir, syair, suatu kebohongan, dan sebagainya; karena itu Dia akan memberi pembalasan yang setimpal. Nabi Muhammad mengatakan bahwa cukup Allah yang menjadi saksi tentang kebenaran dirinya menyampaikan agama Allah kepada mereka. Allah pula yang akan menjadi saksi tentang keingkaran serta sikap mereka yang menolak kebenaran.
Selanjutnya Allah memerintahkan agar Nabi Muhammad mengatakan kepada orang-orang musyrik bahwa meskipun mereka ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya, serta terhadap Al-Qur'an, namun pintu tobat tetap terbuka bagi mereka. Allah akan menerima tobat mereka asalkan mereka benar-benar bertobat kepada-Nya dengan tekad tidak akan durhaka lagi kepada-Nya, dan tidak akan melakukan perbuatan dosa yang lain. Allah mau menerima tobat mereka karena Ia Maha Pengampun dan tetap memberi rahmat kepada orang-orang yang bertobat dan kembali kepada-Nya.
Sumber:
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia