اِنَّ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ عِبَادٌ اَمْثَالُكُمْ فَادْعُوْهُمْ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ194
Sesungguhnya mereka (berhala-berhala) yang kamu seru selain Allah adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah mereka lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu, jika kamu orang yang benar.
Tafsir Kemenag
Dalam ayat ini ditandaskan bahwa sesembahan selain Allah yang menjadi tujuan doa kaum musyrikin itu sebenarnya makhluk seperti mereka. Doa adalah pengharapan dan permintaan dari orang yang mengucapkan kepada siapa saja yang dipandangnya mempunyai kekuatan yang lebih besar dari dia untuk memenuhi pengharapan, baik untuk mendapatkan kemanfaatan ataupun untuk menolak kesusahan dan kerugian. Mengapa mereka memanjatkan doa kepada berhala-berhala yang sebenarnya adalah makhluk Allah seperti mereka, yang tunduk kepada kudrat dan iradat Allah swt. Sangat tidak logis jika mereka memohon kepada berhala-berhala itu sesuatu yang mereka sendiri, dan juga berhala-berhala itu tidak dapat mencapainya. Seharusnya mereka memanjatkan doa kepada Allah Pencipta dan Pengatur segala sebab dan akibat dalam alam ini. Segala benda mati dan benda hidup di dalam alam ini semua tunduk kepada Sunnah-Nya.
Akan tetapi jika kaum musyrik itu meyakini bahwa kepercayaan mereka benar yaitu berhala itu mampu memberi kemanfaatan ataupun menolak kemudaratan yang tidak sanggup dikerjakan oleh manusia, biarlah mereka berdoa kepada berhala itu kalau doa itu memang dapat dikabulkan oleh berhala itu. Sungguh amat sesat pikiran orang-orang yang memandang bahwa benda mati itu punya daya dan kekuatan seperti Tuhan Pencipta-Nya.
Sumber:
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia