وَمَا يَذْكُرُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۗهُوَ اَهْلُ التَّقْوٰى وَاَهْلُ الْمَغْفِرَةِ ࣖ56
Tafsir Kemenag
Ayat ini menegaskan bahwa mereka tidak akan mengambil pelajaran dari Al-Qur'an kecuali jika Allah menghendakinya. Hanya Dia yang berhak memberi ampunan.
Tegasnya tidak ada yang memperoleh peringatan dan pengajaran dari Al-Qur'an melainkan siapa yang dikehendaki Allah. Tidak seorang pun yang sanggup berbuat demikian kecuali berdasarkan kekuasaan yang diberikan Allah. Begitulah Allah berbuat sekehendak-Nya tanpa terhalang oleh siapa pun. Oleh karena itulah kepada Allah saja manusia patut bertakwa, hanya Dia saja yang harus ditakuti dan Dia saja yang harus ditaati. Dialah memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang beriman.
Dalam sebuah hadis disebutkan:
Bahwasanya Rasulullah saw, membaca ayat ini "huwa ahlut-takwa wa ahlul-magfirah" dan bersabda, "Tuhanmu berfirman, 'Sayalah yang paling patut ditakuti, maka janganlah dijadikan bersama-Ku Tuhan yang lain. Barang siapa yang takwa kepada-Ku dan sekali-kali ia tidak menjadikan bersama-Ku Tuhan yang lain, maka Aku-lah yang berhak untuk mengampuninya." (Riwayat Ahmad, ad-Darimi, at-Tirmizi, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah dari Anas bin Malik)
Sumber:
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia