قُلْ اِنْ كَانَ لِلرَّحْمٰنِ وَلَدٌ ۖفَاَنَا۠ اَوَّلُ الْعٰبِدِيْنَ 81
Katakanlah (Muhammad), “Jika benar Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).
Tafsir Kemenag
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw untuk mengatakan kepada orang-orang musyrik Mekah, bahwa seandainya ar-Rahman, Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak dan mereka dapat membuktikan kebenarannya dengan alasan-alasan yang kuat, maka Nabi Muhammad adalah orang pertama yang mengakui dan mengagungkan-Nya, sebagaimana orang memuliakan anak seorang raja karena memuliakan bapaknya. Pendapat ini berdasar karena bahwa anak tuhan merupakan bagian dari Tuhan, karena itu kedudukan putranya itu sama dengan kedudukan-Nya sendiri.
Pengertian di atas menunjukkan suatu penegasan bahwa hal tersebut sangat mustahil bagi Allah. Firman Allah:
Sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki dari apa yang telah diciptakan-Nya. Mahasuci Dia. Dialah Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa. (az-Zumar/39: 4)
Sumber:
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia